Ragam Majas
Majas sesungguhnya beraneka ragam dalam kehidupan kita. Majas yang beraneka ragam itu dapat dikelompok-kelompokkan dengan berbagai cara bergantung dari cara memandangnya.
Majas Perbandingan
a) Perumpamaan
Yang dimaksud dengan perumpamaan di sini adalah padanan kata simile dalam bahasa Inggris. Kata simile berasal dari bahasa Latin yang bermakna ‘seperti’. Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakekatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, dan sejenisnya.
Majas sesungguhnya beraneka ragam dalam kehidupan kita. Majas yang beraneka ragam itu dapat dikelompok-kelompokkan dengan berbagai cara bergantung dari cara memandangnya.
Majas Perbandingan
a) Perumpamaan
Yang dimaksud dengan perumpamaan di sini adalah padanan kata simile dalam bahasa Inggris. Kata simile berasal dari bahasa Latin yang bermakna ‘seperti’. Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakekatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, dan sejenisnya.
b) Metafora
Metafoa berasal dari bahasa Yunani metaphora yang berarti ‘memidahkan’; dari kata meta di atas; melebihi’ + pherein ‘membawa.’ Metafora membuat perbandingan antara dua hal atau benda untuk menciptakan suatu kesan mental yang hidup, walaupun tidak dinyatakan secara implisit dengan penggunaan kata-kata bak, seperti, laksana, ibarat, umpama, sebagai seperti pada perumpamaan (Dale (et al), 1971: 224). Kiasan atau metafora ialah perbandingan yang implisit – jadi tanpa kata seperti atau sebagai – di antara dua hal yang berbeda (Moeliono, 1984: 3).
Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan (Poerwardarminta, 1976: 648).
Metafora adalah sejenis majas perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi. Di dalamnya terlibat dua ide: yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi obyek; dan yang satu lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi; dan kita menggantikan yang belakangan ini menjadi yang terdahulu tadi (Tarigan; 1983: 141).
c) Personifikasi
Personifikasi berasal dari bahasa Latin persona (‘orang, pelaku, aktor, atau topeng yang dipakai dalam drama’) + fic (‘membuat’). Karena itulah maka apabila kita mempergunakan personifikasi, kita memberikan ciri-ciri atau kualitas-kualitas pribadi orang kepada benda-benda yang tidak berwarna ataupun kepada gagasan-gagasan, (Dale (et al), 1971: 221).
Dengan kata lain, pengingsanan atau personifikasi ialah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insane kepada barang yang tidak bernyawa dan idea yang abstrak.
d) Alegori
Kata alegori berasal dari bahasa Yunani allegorein yang berarti ‘berbicara secara kiasan’ diturunkan dari allos ‘ yang lain’ + agoreuien ‘berbicara’.
Alegori adalah cerita yang diceritakan dalam lambang-lambang. Merupakan metapora yang diperluas dan berkesinambungan, tempat atau wadah obyek-obyek atau gagasan-gagasan diperlambangkan. Alegori kerapkali mengandung sifat-sifat moral atau spiritual manusia. Biasanya alegori merupakan cerita-cerita yang panjang dan rumit dengan makna, atau tujuan yang terselubung.
e) Antitesis
Secara kalamiah antitesis berarti ‘lawan yang tepat’ atau ‘pertentangan yang benar-benar (Poerwadarminta, 1976: 52).
Antitesis adalah sejenis majas yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua antonim (yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan). (Ducrot & Todorov, 1979: 277).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar