FUNGSI UMUM
Fungsi umum bahasa adalah alat komunikasi sosial. Didalam masyarakat ada komunikasi atau saling berhubungan antar anggota. Untuk itu dipergunakan suatu wahana yang dinamakan bahasa. Dengan demikian, setiap masyarakat dipastikan memiliki dan menggunakan alat komunikasi sosial tersebut. Tidak ada masyarakat tanpa bahasa, dan tidak ada pula bahasa tanpa masyarakat. Bahasa menentukan corak suatu masyarakat, ataukah masyarakat menentukan corak suatu bahasa. Pada umumnya orang lebih cenderung untuk memilih gagasan yang kedua. Tapi beda halnya dengan Whorf dan Sapir. Dua ahli ini menentukan suatu hepotesis yang terkenal dengan nama “Hepotesis Whorf-Sapir”.
Menurut hipotesis ini bahasalah yang menentukan corak sutau masyarakat. Hipotesis ini memang agak mengejutkan dan melawan arus.
A
kan tetapi bagaimanapun juga kebenaran hipotesis itu masih harus diuji. Ada tiga persoalan dalam bahasa indonesia yang dikumukakan oleh Kang-En (Mungkin nama samaran, penulis artikel “Bahasa Yang Merusak Mental Bangsa” 1971), yaitu : masalah kata sapaan, masalah kala (tenses), dan salam (greeting).
1. Masalah Kata Sapaan
Kang-En mengemukakan bahwa kata sapaan dalam bahasa Indonesia (Bapak, Ibuk, Saudara) meminjam kata dari perbendaharaan hubungan kekerabatan/ familly. Hal ini tampakanya ada suatu dampak yang signifikan, yakni mengakibatkan masyarakat pemakainya memiliki sifat familier dan nepotis.
2. Masalah Kala
Bahasa indonesia sebagai bahasa tipe aglutinatif memang tidak mengenal tenses (kala). Hal ini telah mengakibatkan masyarakat kurang begitu peduli waktu dan kurang menghargai waktu atau kurang disiplin dalam masalah waktu. Kenyataannya memang banyak yang menunjukkan kebenaran prasangka demikian.
3. Masalah Salam
Salam kita yang paling populer adalah apa kabar? Atau halo, apa kabar? Yang menjadi persoalan ialah, samakah perilaku bangsa yang menggunakan salam apa kabar? Dengan perilaku bangsa yang menggunakan salam how do you do? Dampak pemakaian kata do tampaknya berbeda dengan pengguanaan kata apa kabar. Kata do memiliki sugesti untuk berbuat sesuatu, sedangkan apa kabar memiliki sugesti untuk “memburu berita” .
FUNGSI KHUSUS
Jakobson membagi fungsi bahasa atas enam macam, yakni fungsi emotif, konatif, referensial, puitik, fatik, dan metalingual. Ahli bahasa yang terilhami oleh Buhler ini mendasarkan pembagiannya atas tumpuan perhatian atau aspek. Seperti kita ketahui bahwa bahasa memiliki enam aspek, yakni aspek addresser, context, message, contact, code, dan addresce. Apabila tumpuannya pada si penutur (addresser), fungsi bahasanya dinamakan emotif. Apabila tumpuan pembicaraannya pada konteks, fungsi bahasanya disebut referensial. Apabila tumpuan pembicaraan pada amanat (message), fungsi bahasanya puitik (poetic). Apabila tumpuan pembicaraan pada kontaks (contact), fungsi bahasanya disebut fatik(phatic). Apabila tumpuan pembicaraannya pada kode (code), fungsi bahasanya disebut metalingual. Dan apabila tumpuan pembicaraan pada lawan bicara (addresce), fungsi bahasanya dinamakan konatif.
• Fungsi Emotif dipakai apabila kita mengungkapkan rasa gembira, kesal, sedih, dsb.
• Fungsi Referensial dipakai apabila kita membicarakan sutau permasalahan dengan topik tertentu.
• Fungsi Puitik dipakai apabila kita menyampaikan suatu amanat atau pesan tertentu.
• Fungsi Fatik dipakai apabila kita didalam berbicara sekedar ingin mengadakan kontak dengan orang lain.
• Fungsi Metalingual dipakai apabila kita berbicara masalah bahasa dengan menggunakan bahasa tertentu.
• Fungsi Konatif dipakai apabila kita berbicara atau berbahasa dengan tumpuan pada lawan tutur, misalnya agar lawan bicara kita bersikap atau berbuat sesuatu .
Fungsi umum bahasa adalah alat komunikasi sosial. Didalam masyarakat ada komunikasi atau saling berhubungan antar anggota. Untuk itu dipergunakan suatu wahana yang dinamakan bahasa. Dengan demikian, setiap masyarakat dipastikan memiliki dan menggunakan alat komunikasi sosial tersebut. Tidak ada masyarakat tanpa bahasa, dan tidak ada pula bahasa tanpa masyarakat. Bahasa menentukan corak suatu masyarakat, ataukah masyarakat menentukan corak suatu bahasa. Pada umumnya orang lebih cenderung untuk memilih gagasan yang kedua. Tapi beda halnya dengan Whorf dan Sapir. Dua ahli ini menentukan suatu hepotesis yang terkenal dengan nama “Hepotesis Whorf-Sapir”.
Menurut hipotesis ini bahasalah yang menentukan corak sutau masyarakat. Hipotesis ini memang agak mengejutkan dan melawan arus.
A
kan tetapi bagaimanapun juga kebenaran hipotesis itu masih harus diuji. Ada tiga persoalan dalam bahasa indonesia yang dikumukakan oleh Kang-En (Mungkin nama samaran, penulis artikel “Bahasa Yang Merusak Mental Bangsa” 1971), yaitu : masalah kata sapaan, masalah kala (tenses), dan salam (greeting).
1. Masalah Kata Sapaan
Kang-En mengemukakan bahwa kata sapaan dalam bahasa Indonesia (Bapak, Ibuk, Saudara) meminjam kata dari perbendaharaan hubungan kekerabatan/ familly. Hal ini tampakanya ada suatu dampak yang signifikan, yakni mengakibatkan masyarakat pemakainya memiliki sifat familier dan nepotis.
2. Masalah Kala
Bahasa indonesia sebagai bahasa tipe aglutinatif memang tidak mengenal tenses (kala). Hal ini telah mengakibatkan masyarakat kurang begitu peduli waktu dan kurang menghargai waktu atau kurang disiplin dalam masalah waktu. Kenyataannya memang banyak yang menunjukkan kebenaran prasangka demikian.
3. Masalah Salam
Salam kita yang paling populer adalah apa kabar? Atau halo, apa kabar? Yang menjadi persoalan ialah, samakah perilaku bangsa yang menggunakan salam apa kabar? Dengan perilaku bangsa yang menggunakan salam how do you do? Dampak pemakaian kata do tampaknya berbeda dengan pengguanaan kata apa kabar. Kata do memiliki sugesti untuk berbuat sesuatu, sedangkan apa kabar memiliki sugesti untuk “memburu berita” .
FUNGSI KHUSUS
Jakobson membagi fungsi bahasa atas enam macam, yakni fungsi emotif, konatif, referensial, puitik, fatik, dan metalingual. Ahli bahasa yang terilhami oleh Buhler ini mendasarkan pembagiannya atas tumpuan perhatian atau aspek. Seperti kita ketahui bahwa bahasa memiliki enam aspek, yakni aspek addresser, context, message, contact, code, dan addresce. Apabila tumpuannya pada si penutur (addresser), fungsi bahasanya dinamakan emotif. Apabila tumpuan pembicaraannya pada konteks, fungsi bahasanya disebut referensial. Apabila tumpuan pembicaraan pada amanat (message), fungsi bahasanya puitik (poetic). Apabila tumpuan pembicaraan pada kontaks (contact), fungsi bahasanya disebut fatik(phatic). Apabila tumpuan pembicaraannya pada kode (code), fungsi bahasanya disebut metalingual. Dan apabila tumpuan pembicaraan pada lawan bicara (addresce), fungsi bahasanya dinamakan konatif.
• Fungsi Emotif dipakai apabila kita mengungkapkan rasa gembira, kesal, sedih, dsb.
• Fungsi Referensial dipakai apabila kita membicarakan sutau permasalahan dengan topik tertentu.
• Fungsi Puitik dipakai apabila kita menyampaikan suatu amanat atau pesan tertentu.
• Fungsi Fatik dipakai apabila kita didalam berbicara sekedar ingin mengadakan kontak dengan orang lain.
• Fungsi Metalingual dipakai apabila kita berbicara masalah bahasa dengan menggunakan bahasa tertentu.
• Fungsi Konatif dipakai apabila kita berbicara atau berbahasa dengan tumpuan pada lawan tutur, misalnya agar lawan bicara kita bersikap atau berbuat sesuatu .
# Sumber : http://honggiz.blogspot.com/
wah lengkap yach Neng fungsi bahasanya...
BalasHapusHehehehe iya bang...
HapusSemoga bisa bermanfaat dhe bang buat tugas.
wahh baru nge postt...
BalasHapusdah lama vakum yaa
Hehehe iya... habisnya lagi sibuk sobat.
Hapus